TRANSPLANTASI
GEN-TEKNIK PLASMID
Bioteknologi dalam rekayasa genetik
Vektor, berupa plasmid bakteri atau viral ADN virus.
Bakteri,
berperan dalam perbanyakan plasmid melalui perbanyakan bakteri.
Enzim,
terdiri dari enzim RESTRIKSI (pemotong plasmid/ADN) dan enzim LIGASE
(penyambung ptongan-potongan ADN)
Langkah-langkah dalam rekayasa genetika untuk
memproduksi insulin dalam Teknik Plasmid adalah sebagai berikut :
- Masing-masing
gen polipeptida alfa dan beta disintesis secara kimiawi.
- Gen
tersebut disisipkan pada plasmid E. coli yang direkayasa supaya memiliki
operon laktosa, yaitu promoter, operator, dan gen struktural 2 yang mengkode
ß-galaktosidase. Di samping itu, plasmid ini juga mengandung gen yang
mengkode resistensi terhadap amfisilin yang berguna sebagai marker untuk
menyeleksi sel yang mengandung plasmid.
- Masing-masing
gena alfa dan beta disisipkan ke dalam plasmid yang terpisah, yaitu pada
bagian kanan gen z.
- Plasmid
tersebut lalu dimasukkan ke dalam sel E. coli untuk diekspresikan.
- Ekspresi
operon laktosa akan menyebabkan terbentuknya protein galaktosidase dan
protein insulin yang saling berikatan hingga membentuk protein gabungan.
- Selanjutnya
protein gabungan ini dimurnikan lalu dipotong sehingga protein insulin
terpisah dengan protein ß-galaktosidase.
- Dengan
cara ini akan diperoleh polipeptida alfa maupun polipeptida beta insulin.
- Akhirnya
polipeptida alfa diikatkan dengan polipeptida beta secara oksidasi.
sehingga diperoleh insulin yang utuh dan siap untuk digunakan.
DETAIL
- Dalam pembahasan tentang teknik-teknik bioenginering
istilah-istilah macam plasmid dan episom tentu kita harus tahu secara
mendasar
- Sesungguhnya apa dan bagaimana sih plasmid itu ?
Dalam coretan catatan ini, secara
ringkas akan diperjelas tentang hal teknologi bioteknologi yanng melibatkan
Plasmid:
- Plasmid merupakan molekul DNA tambahan atau elemen DNA
ekstra kromosomal.
- Plasmid berada di sitoplasma bakteri berupa DNA
sirkuler ekstra kromosomal
- Episom merupakan unsur-unsur genetik bebas yang telah
dapat berkembang dalam sel bakteri baik dalam keadaan autonom
(menggandakan diri dan dipindahkan tanpa bergantung kepada kromosom
bakteri) maupun pada keadaan terintegrasi (melekat pada kromosom bakteri
- Episom ini berperan serta bersamanya dalam rekombinasi
genetika dan dipindahkan bersama kromosom bakteri tersebut.
- Baik Plasmid maupun episom memiliki fungsi yang penting
dalam penelitian genetika maupun dalam perekayasaan gen.
- Plasmid memiliki struktur yang sama dengan DNA kromosom
yang terdiri atas gen-gen yang mengkodekan sifat tertentu seperti
resistensi terhadap antibiotik dan sebagainya.
- Plasmid memiliki bentuk sirkular untai ganda (umumnya),
sirkular untai tunggal seperti pada bakteri gram positif dan berbentuk
linier seperti pada genus Borellia dan Streptomyces.OK
- Plasmid melakukan replikasi sendiri dan memiliki dua
tipe yaitu plasmid berukuran kecil (kurang dari 10 kb) dan terdapat dalam
kopian berganda di dalam sel dan plasmid F yang berukuran lebih besar
(lebih besar dari 30 kb; plasmid F sendiri berukuran 100 kb).
- Plasmid ini hanya memiliki satu atau dua kopian per
sel. Plasmid F ini juga dikenal dengan plasmid konjugativ karena dapat
ditransfer dari satu sel ke sel yang lain atau dapat menggabungkan dirinya
ke dalam kromosom.
- Pengertian Plasmid dan Episom
- Pengertian Plasmid secara gamblang, Dale & Park
(2004) menyebutkan bahwa plasmid merupakan molekul DNA tambahan atau
elemen DNA ekstrakromosomal.
- Dalam Garner (1991) diterangkan bahwa plasmid merupakan
replicon (sebuah unit dari materi genetik yang mampu melakukan replikasi
secara mandiri) yang diwariskan secara stabil (dipertahankan tanpa seleksi
tertentu) dan berada di luar kromosom (extra-chromosomal).
- Plasmid hanya dimiliki oleh organisme prokariot dan
tidak dimiliki oleh organisme eukariot.
- Namun karena plasmid merupakan DNA ekstrakromosomal,
maka kromosom otonom seperti pada mitokondria dan kloroplas pada sel
eukariot sebagian menganggap itu merupakan plasmid karena kromosom
sebenarnya terdapat pada inti.
- Plasmid bakteri secara umum berada di dalam sel sebagai
molekul DNA sirkular dengan penyesuaian yang sangat rapi, berkaitan dengan
bentuk supercoil dari DNA.
- Pada beberapa kasus, plasmid merupakan molekul yang
sangat kecil dengan panjang hanya beberapa kilobasa, tetapi pada beberapa
organisme, khususnya genus Pseudomonas plasmid berukuran lebih dari
beberapa ratus kilobasa.
Pengertian Episom
- Selain plasmid, yang akan dibahas pada makalah ini
adalah episom.
- Episom merupakan unsur-unsur genetik bebas yang telah
dapat berkembang dalam sel bakteri baik dalam keadaan autonom (menggandakan
diri dan dipindahkan tanpa bergantung kepada kromosom bakteri) maupun pada
keadaan terintegrasi (melekat pada kromosom bakteri, berperan serta
bersamanya dalam rekombinasi genetika dan dipindahkan bersama kromosom
bakteri tersebut) (Hakim, 2010).
- Pengertian di atas diperkuat oleh Garner (1991) yang
menyebutkan bahwa episom merupakan elemen genetik yang memiliki dua
alternatif cara replikasi
- Cara replikasi itu meliputi
- sebagai bagian yang terintegrasi dalam kromosom utama
- sebagai elemen genetik autonom yang independen (berdiri
sendiri) dari kromosom utama.
- Dalam kamus britanica terdapat informasi tambahan bahwa
dalam konjugasi bakteri, sel bakteri yang memiliki episom bertindak
seolah-olah sebagai ‘pejantan’nya, sebab di dalam proses tersebut terjadi
transfer episom atau episom beserta gen yang ditempelinya ke sel yang
lain.
Perbedaan Antara Plasmid dan Episom
- Antara plasmid dan episom tidaklah sama, terdapat
sebuah perbedaan mendasar diantara keduanya.
- Dalam Wiki.Answer (sebuah forum diskusi ilmiah di internet)
menyimpulkan bahwa perbedaan antara plasmid dan episom sebagai berikut;
- Plasmid merupakan molekul DNA ekstra kromosom, plasmid
tidak dapat bergabung dengan DNA kromosom, dan plasmid berisi informasi
genetik yang diperlukan untuk replikasi plasmid itu sendiri.
- Sedangkan episom adalah setiap jenis DNA
ekstra-kromosom yang dapat berhubungan dengan DNA kromosom.
- Episom biasanya lebih besar dari DNA ekstra-kromosom
lainnya.
- Contoh episom adalah virus, karena mereka
mengintegrasikan materi genetik mereka ke dalam DNA kromosom inang dan
bereplikasi bersama dengan replikasi DNA kromosom inangnya.
Fungsi Plasmid dan Episom
- Sebagai komponen genetik extrakromosomal, plasmid
memiliki beberapa peranan yang cukup penting, baik bagi bakteri yang
memiliki plasmid itu sendiri maupun bagi penelitian di bidang genetika. D
- ale dan Park (2004) menyebutkan bahwa plasmid
menyediakan sebuah dimensi ekstra yang penting terhadap fleksibilitas
respon organisme terhadap perubahan lingkungan, baik perubahan itu
bersifat antagonis atau berlawanan (misalnya kehadiran antibiotik) maupun
yang berpotensi menguntungkan atau baik, misalnya ketersediaan substrat
baru.
- Beberapa kegunaan plasmid yang lain bagi bakteri
seperti: produksi protein yang berfungsi sebagai zat antimikrobial untuk
melawan organisme bakteri yang saling berdekatan misalnya Colicin yang
diproduksi oleh E. Coli strain tertentu untuk membunuh bakteri E. Coli
yang lain; plasmid membawa sifat virulensi bagi bakteri; bakteri-bakteri
tertentu seperti Agrobacterium tumefaciens membawa plasmid yang disebut TI
(Tumor Inducing) yang bersifat patogen yang menyebabkan tumor pada
tumbuhan dan Rhizobium yang membentuk nodul pada akar kacang-kacangan yang
berguna untuk fiksasi nitrogen dikontrol oleh gen-gen yang dibawa oleh
plasmid. Selain itu juga, plasmid membawa gen-gen yang digunakan oleh
beberapa bakteri dalam aktivitas metabolisme seperti fermentasi laktose
dan proses biodegradasi dan bioremidiasi.
- kondisi lingkungan Secara umum, plasmid memiliki peran
penting di dalam menberikan kemampuan adaptif yang kuat bagi bakteri.
Sesuai dengan sifat plasmid yang dapat keluar atau masuk ke dalam sel
bakteri, hal ini memungkinkan bakteri dapat memiliki sifat-sifat genetik
dan juga sifat-sifat metabolis yang menguntungkan pada yang baru.
- Dari segi penelitian genetika, plasmid telah lama
dikenal sebagai vektor dalam teknik rekayasa genetika. Contoh yang cukup
popular adalah bakteri penghasil insulin, bakteri ini dihasilkan dengan
menanamkan plasmid yang telah di modifikasi dengan disisipi gen pengkode
insulin, dengan memiliki plasmid tersbut, bakteri itu mampu memproduksi
insulin. Selain itu masih banyak contoh-contoh lain terkait manfaat
plasmid di bidang penelitian genetika.
- Sedikit berbeda dengan pada plasmid, umumnya episom
justru merugikan sel inang, terutama jika episome tersebut merupakan
virus. Sebagaimana kita ketahui pada daur replikasi virus, saat materi
genetik virus tersebut masuk ke dalam sel inang dan segera menyisip pada
kromosom inti kemudian mengambil kendali sel inang sehingga akhirnya
membentuk virion-viron baru. Tentu saja proses ini merugikan bagi sel
inang, apalagi jika daur tersebut berakhir dengan lisisnya sel inang.
- Namun beberapa episom virus ternyata diketahui dapat
berada dalam kondisi dorman (viral episomal latency), sebagaimana yang
disebutkan di dalam wikipedia (2011) bahwa viral episomal latency
merupakan kondisi dimana materi genetik virus yang telah masuk ke dalam
sel inang, hanya melayang-layang (floating) di dalam sitoplasma sel inang.
Dalam kondisi ini episom virus tersebut tidak memberikan bahaya yang
serius bagi sel inang.
- Dalam bidang rekayasa genetika, episome memberikan
manfaat yang cukup besar. Seperti halnya plasmid episom seringkali
digunakan untuk menyuntikkan gen-gen tertentu ke dalam kromosom sel target
sehingga, dengan demikian sel target akan memiliki sifat-safat yang dibawa
gen tadi. Dalam hal ini, penggunaan episom memberikan hasil yang sedikit
berbeda dengan plasmid, dimana gen yang disuntikkan akan bergbung bersama
pada DNA utama pada sel target.
Struktur Serta Replikasi Plasmid dan Episom
- Plasmid memiliki bentuk sirkular dan melakukan
replikasi sendiri.
- Plasmid berada di dalam sel dan replikasinya seperti
replikasi DNA seluler.
- Plasmid merupakan DNA yang membawa sejumlah gen.
sedikit berbeda dengan plasmid,
- Episom merupakan materi genetik ektra kromosomal yang
dapat menyisip pada kromosom utama sel induk.
- Secara struktur episom bergabung dan menyatu dengan kromosom sel induk.
- Plasmid pada E.Coli terdiri atas dua tipe yaitu
tipe pertama disebut ColE1
- ColE1 berukuran relatif kecil (kurang dari 10 kb) dan
terdapat dalam kopian berganda di dalam sel
- Kelompok plasmid kedua digolongkan ke dalam plasmid F
yang berukuran lebih besar (lebih besar dari 30 kb; plasmid F sendiri
berukuran 100 kb).
- Plasmid ini hanya memiliki satu atau dua kopian per sel
- Plasmid ini juga dikenal dengan plasmid konjugatif.
- Replikasi plasmid tipe pertama tidak berhubungan dengan
proses replikasi kromosomal dan pembelahan sel (oleh sebab itu memiliki
jumlah kopian yang banyak), meskipun ada beberapa pengontrol dalam
replikasi plasmid.
- Sedangkan plasmid tipe kedua, replikasinya dikontrol
dengan cara yang sama seperti pada kromosom.
- Karenanya, ketika kromosom diinisiasi untuk bereplikasi, maka replikasi plasmid ini pun akan terjadi. Oleh karena itu plasmid tipe ini tidak bisa diamplifikasi (perbanyakan).
- Struktur plasmid ColE1. imm: gen untuk
memproduksi colicin E1 dan imunitasnya; mob: gen yang mengkode
nuklease untuk mobilisasi; rom: gen yang mengkode protein yang
dibutuhkan untuk efektivitas jumlah kopian; oriT: origin of
conjugal tansfer; oriV: origin of replication. (Gutman, 2004)
1, plasmid dengan jumlah kopian berganda dengan pembagian acak.
2, plasmid dengan jumlah kopian sedikit dengan pembagian terarah.
- Model replikasi plasmid sama dengan kromosom (Gambar
2.3).
- Banyak plasmid direplikasi sebagai molekul sirkular
untai ganda.
- Replikasi dimulai dari titik yang disebut oriV (vegetative origin, yang membedakannya dengan titik transfer konjugative yaitu oriT) dan prosesnya berasal dari titik ini dalam satu maupun dua arah secara simultan sampai seluruh lingkaran dikopi.
- Replikasi pada plasmid untai tunggal terjadi pada beberapa bakteri seperti bakteri gram positif yang memiliki plasmid untai tunggal.
- Model replikasi plasmid untai tunggal dapat dilihat pada gambar berikut.
- Berawal dari untai tunggal yang disebut untai (+)
disitensis untai komplementer yaitu untai (-) membentuk untai ganda
(formasinya disebut RF).
- Dari bentuk RF kemudian disintesis kopian plasmid untai
tunggal. Siklus berlanjut dan membentuk untai tunggal berikutnya.
- Plasmid juga memiliki bentuk liner seperti yang
dicirikan pada beberapa genus bakteri yaitu Borrelia dan
Streptomyces.
- Replikasi berawal dari bagian oriC (origin of replication central) membentuk struktur dimerik sirkular.
- Struktur dimerik sirkular dipotong, sehingga menghasilkan satu plasmid linier yang baru.
- Pemotongan akurat terjadi pada bagian yang sama, tetapi
rekombinasi dengan bagian kromosom yang berbeda menghasilkan penggabungan
DNA kromosom (pada kasus ini gen lac) ke dalam plasmid (d-e)
membentuk sebuah plasmid F’ dan menyebabkan delesi kromosom.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar