Senin, 18 November 2013

prraktikum kls XII HK MENDEL



PRAKTIKUM GENETIKA “ HUKUM MENDEL I ”


1    Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk:
Ø  Mencari angka-angka perbandingan sesuai dengan hukum mendel
Ø  Menemukan nisbah teoritis sama atau mendekati nisbah pengamatan
Ø  Memahami pengertian dominan, resesif, genotype, fenotipe

2    Dasar Teori
Genetika sebagai ilmu yang mempelajari segala hal yang mengenai keturunan dimulai sejak purbakala, ketika para petani mengetahui bahwa hasil pertaniannya dan ternaknya dapat ditingkatkan melalui persilangan. Meskipun pengetahuan mereka masih sangat primitif namun mereka menyadari bahwa beberapa sifat yang baik pada tumbuhan dan hewan dapat diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Mereka menjalankan berbagai persilangan tanpa disadari pengetahuan karena belum di kenal adanya gen, apalagi hukum-hukum keturunan. (Suryo, 1990).
Genetika yang sesungguhnya baru dimulai pada decade kedua dari abad ke-19 setelah mendel menyajikan secara hati-hati hasil analisis beberapa percobaan persilangan yang dibuatnya pada tamanan ercis/kapri (Pisum sativum). (Suryo, 1990).
Johann Mendel lahir tanggal 22 Juli 1822 di kota kecil Heinzendorf di Silesia, Austria. (Sekarang kota itu bernama Hranice wilayah Republik Ceko.) Johann memunyai dua saudara perempuan. Ayahnya adalah seorang petani. Minatnya dalam bidang hortikultura ternyata dimulai sejak dia masih kecil. (Paskah,2010).
Hukum mendel I dikenal juga sebagai hukum segregasi. Selama proses meiosis berlangsung, pasangan-pasangan kromosom homolog saling berpisah dan tidak berpasangan lagi. Setiap set kromosom itu terkandung di dalam satu sel gamet. Proses pemisahan gen secara bebas itu dikenal sebagai segregasi gen. Dengan demikian setiap sel gamet hanya mengandung satu gen dari alelnya. Pada waktu fertilisasi, sperma yang jumlahnya banyak bersatu secara acak dengan ovum untuk membentuk individu baru. (Syamsuri, 2004).
Eksperimen Mendel dimulai saat dia berada di biara Brunn didorong oleh keingintahuannya tentang suatu ciri tumbuhan diturunkan dari induk keturunannya. Jika misteri ini dapat dipecahkan, petani dapat menanam hibrida dengan hasil yang lebih besar. Prosedur Mendel merupakan langkah yang cemerlang dibanding prosedur yang dilakukan waktu itu. Mendel sangat memperhitungkan aspek keturunan dan keturunan tersebut diteliti sebagai satu kelompok, bukan sejumlah keturunan yang istimewa. Dia juga memisahkan berbagai macam ciri dan meneliti satu jenis ciri saja pada waktu tertentu; tidak memusatkan perhatian pada tumbuhan sebagai keseluruhan. Dalam eksperimennya, Mendel memilih tumbuhan biasa, kacang polong, sedangkan para peneliti lain umumnya lebih suka meneliti tumbuhan langka. Dia mengidentifikasi tujuh ciri berbeda yang kemudian dia teliti:
·                     bentuk benih (bundar atau keriput),
·                     warna benih (kuning atau hijau),
·                     warna selaput luar (berwarna atau putih),
·                     bentuk kulit biji yang matang (licin atau bertulang),
·                     warna kulit biji yang belum matang (hijau atau kuning),
·                     letak bunga (tersebar atau hanya di ujung), dan
·                     panjang batang tumbuhan (tinggi atau pendek). (Paskah, 2010)
Mendel melakukan percobaan selama 12 tahun. Dia menyilangkan (mengawin silang) sejenis buncis dengan memerhatikan satu sifat beda yang menyolok. Misalnya, buncis berbiji bulat disilangkan dengan buncis berbiji keriput, buncis dengan biji warna kuning disilangkan dengan biji warna hijau, buncis berbunga merah dengan bunga putih, dan seterusnya. (Fandri, 2009).
Mendel juga mengemukakan bahwa pada saat pembentukan gamet (sel kelamin) terjadi pemisahan bebas dari sifat/gen yang dikandung oleh induknya. Artinya setiap gamet akan akan mendapatkan gen yang telah memisah secara acak. Misalnya induk Bb akan menghasilkan gamet B dan b. prinsip tersebut dikenal sebagai prinsip segregasi bebas. Sedangkan induk BbPp (biji bulat, batang panjang) akan menghasilkan gamet BP, Bp, bP, bp. Prinsip ini disebut prinsip kombinasi secara bebas. (Syamsuri, 2004).
Individu yang mengandung notasi domonan-dominan atau dominan-resesif akan menampakkan fenotipe dominan. Hanya individu yang mengandung notasi resesif-resesif yang menampakkan fenotipe resesif. Jadi, genotype BB dan Bb menampakkan penotipe bulat, sedangkan genotype bb akan menampakan fenotipe keriput.
Mendel menarik beberapa kesimpulan dari hasil penelitiannya. Dia menyatakan bahwa setiap ciri dikendalikan oleh dua macam informasi, satu dari sel jantan (tepung sari) dan satu dari sel betina (indung telur di dalam bunga). Kedua informasi ini (kelak disebut plasma pembawa sifat keturunan atau gen) menentukan ciri-ciri yang akan muncul pada keturunan. (Paskah, 2010).

3.      Bahan dan Alat Praktikum
Bahan dan alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
·         Model gen (kancing genetik) 2 warna
·         Dua buah stoples
4.    Cara Kerja
1.         Ambillah model gen merah dan putih, masing 30 pasang atau 60 biji (30 jantan dan 30 betina)
2.         Sisihkan 1 pasang model gen merah dan gen putih dalam keadaan berpasangan. Ini dimisalkan individu merah dan individu putih.
3.         Bukalah pasangan gen di atas (langkah 2), ini misalkan pemisahan gen pada pembentukan gamet, baik oleh individu merah atau individu putih.
4.         Gabungkan model gen jantan merah dan model gen betina putih dan sebaliknya. Ini menggambarkan hasil persilangan atau F1, keturunan individu merah dan individu putih.
5.         Pisahkan kembali model gen merah dan model gen putih. Hal ini menggambarkan pemisahan gen pada pembentukan gamet F1.
6.         Selanjutnya semua model gen jantan baik merah maupun putihmasukkan ke dalam stoples jantan dan model gen betina baik merah maupun putih masukkan ke dalam stoples betina.
7.         Dengan tanpa melihat dan sambil mengaduk/mencampur gen-gen tersebut ambillah secara acak sebuah gen dari masing-masing stoples, kemudian pasangkan.
8.         Lakukan secara terus-menerus pengambilan model gen sampai habis dan catat setiap pasangan gen yang terambil kedalam tabel pencatatan.
4. Data :
Tabel 1. Pencatatan :
No
Pasangan
Tabulasi ijiran
Jumlah
1
Merah-merah


2
Merah-putih


3
Putih-putih




 5. PEMBAHASAN
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

 Jadi karakter merah dominant. Dengan demikian terbukti bahwa untuk persilangan monohibrid diperoleh perbandingan fenotipe ………………….:………………..
P          : MM                         x               mm
  (merah)                                 (………….)
Gamet : M m
F1        :   Mm
  (…………………………)
F1 x F1: Mm x Mm
Gamet             : M, m M, m
F2        : MM : Mm :   Mm:     mm  =  (………………) (……………………) (……………………
Laporan Praktikum1.2 Tujuan Pratikum
  1. TUJUAN;

 Menentukan dan membuktikan perbandingan fenotipe menurut hukum mendel pada persilangan dengan dua sifat beda (dihibrid) Genetika Dasar Hukum Mendel II
 2. Dasar Teori
Hukum Mendel II dikenal disebut hokum pengelompokan gen secara bebas, dalam bahasa inggris the law of independent Assortment of genes. Hokum ini menyatakan bahwa gen-gen dari sepasang alel memisah secara bebas ketika berlangsung pembelahan reduksi ( meiosis ) pada waktu pembentiukan gamet-gamet. Oleh karena itu pada contoh dihibrid itu terjadilah 4 macam pengelompokan dari dua pasang gen yaitu:
1) Gen B mengelompok dengan gen K, terdapat dalam gamet BK
2) Gen B mengelompok dengan gen k, terdapat da;lam gamet Bk
3) Gen B mengelompok dengan gen k, terdapat da;lam gamet bK
4) Gen B mengelompok dengan gen k, terdapat da;lam gamet bk
Apabila dominasi nampak penuh, maka perkawinan dihibrid menghasilkan keturunan dengan perbandingan fenotip 9:3:3:1. Juga telah diketahui bahwa hasil perkawinan dihibrid = hasil perkawinan monohybrid 1 x hasil perkawinan monohybrid dua. Pada semidominansi ( artinya dominansi tidak nampak penuh. Sehingga ada sipat intermedier ) maka hasil perkawinan monohybrid menghasilkan keturunan dengan perbandingan 1:2:1. Tentunya mudah dimengerti bahwa pada semidominansi, perkawinan dihibrid menghasilkan keturunan dengan perbandingan 1:2:1 x 1:2:1 = 1:2:1:2:4:2:1:2:1.
Pada persilangan mono-hibrid (satu sifat beda) akan diperoleh perbandingan fenotipe 3:1 pada populasi F2, apabila satu karakter yang dimiliki tersebut bersifat dominan penuh. Selain melakukan persilangan mono-hibrid, mendel juga melakukan persilangan dihibrid (persilangan dengan dua sifat beda). Persilangan yang dilakukannya bertujuan untuk mempelajari hubungan antara pasangan-pasangan alela dari karakter tersebut. Untuk itu tanaman kapri (Pistum sativum) memiliki biji bulat warna kuning (BBKK) disilangkan dengan kapri berbiji keriput berwarna hijau (bbkk). Keturunan F1 dari persilangan antara dua induk/tetua yang homozigot tersebut menghasilkan hibrida (haterozigot) bagi kedua pasangan gen tersebut. Keturunan F1-nya (BbKk) adalah dihibrida, dan persilagnan antara BBKK x bbkk adalah persilangan dihibrid. Alela bagi biji bulat berwarna kuning bersifat dominan penuh terhadap alela bagi biji keriput berwarna hijau. Perbandingan fenotipenya 9:3:3:1.

3. . BAHAN DAN BAHAN

2.1 Bahan dan alat yang digunakan dalam pratikum:
2.1.1 Kancing genetik 4 warna
2.1.2 Dua buah stoples

4. Cara kerja:

.1 Mengambil sepasang gen merah, putih, kuning dan hijau. Dalam hal ini warna gen merah (B) membawa sifat untuk bentuk biji bulat dan dan dominan terhadap putih (b) pembawa sifat untuk bentuk biji keriput. Sedangkan warna gen kuning (K) adalah pembawa sifat untuk warna biji kuning dan dominan terhadap warna hijau (k) pembawa sifat untuk warna biji hijau.
.2 Membuka pasangan gen diatas. Hal ini diumpamakan sebagai pemisahan gen pada saat pembentukan gamet dari kedua induk. Pada proses ini diasumsikan bahwa fertilisasi terjadi secara acak.
3 Menentukan kombinasi genotipe yang terbentuk pada F1.
4 Membuat pasangan model gen untuk meneruskan macam gamet yang terbentuk pada F1. Harus diingat bahwa 1 pasang model gen diangap satu macam gamet.

.5 Membuat model gamet yang sama seperti diatas (langkah 4) masing-masing 16.
.6 Delapan pasang dari masing – masing pasangan model gen dimasukkan kedalam stoples I dan 8 pasang lagi ke stoples II. Dikocok atau diaduk sehingga bercampur dengan baik.
.7 Secara serentak dan acak, diambil model gamet dari masing – masing pasangan model gen dimasukkan kedalam stoples tersebut, lalu pasangkan guna menentukan kombinasi genotipenya.
.8 Mencatat hasil kombinasi yang didapatkan. Bila dari stoples I terambil model gen (gamet) pasangan putih-kuning (bK) dari stoples II terambil merah-hijau (Bk), maka kombinasi genotipenya adalah BbKk. Demikian seterusnya.
5. HASIL PENGAMATAN
TABELL??????


6. PEMBAHASAN

......................................................................................................................................................................

V. KESIMPULAN

..........................................................................................................................................................................
.
 Jawaban Pertanyaan
ÿ
1. Ada berapa kombinasi genotipe yang muncul dari persilangan tersebut?
 
 
 2. Jelaskan prinsip persilangan yang dilakukan diatas dengan kejadian di alam nyata?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar